Sunday, December 11, 2011

BRTI: Awas RIM, BlackBerry Kami 'Pasung' Jadi Ponsel Biasa

Sabtu, 10/12/2011 17:32 WIB



Achmad Rouzni Noor II - detikinet


Jakarta - Kesabaran pemerintah hampir habis. Keputusan Research in Motion (RIM) yang mengecewakan dalam banyak hal bisa segera berujung pada penyegelan layanan BlackBerry Internet Services (BIS) dan BlackBerry Messenger (BBM).

Penyegelan dua layanan terpenting di BlackBerry itu bisa saja terjadi dalam waktu dekat jika rekomendasi dari Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dieksekusi oleh Menkominfo Tifatul Sembiring.

"Jika RIM tidak mau memenuhi ya tidak apa-apa, kita jadikan BlackBerry seperti ponsel biasa saja seperti yang lainnya," ancam Anggota Komite BRTI, Heru Sutadi, saat menjelaskan pada detikINET, Sabtu (10/12/2011).

Menanggapi sanggahan RIM, Heru sendiri menolak mentah-mentah pernyataan itu. "Memang ada beberapa hal yang dipenuhi, tapi yang terutama server tidak dipenuhi," tegasnya.

"Server di Indonesia adalah hal utama yang kita minta. Kalau repair facility center, itu sudah kewajiban layanan purna jual pada masyarakat," lanjut Heru.

"Dan apakah RIM sendiri yang bangun, ini kan juga perlu dipertanyakan. Sebab informasi yang didapat, yang bangun repair facility center itu ya partner lokal atau operator, bukan RIM," sesal dia.

Tak hanya itu, BRTI juga mempertanyakan soal komitmen dukungan atas penegakan hukum (lawful interception) soal penyadapan. "Soal kerja sama dengan aparat hukum mana yang sudah dilakukan untuk penyadapan pun, RIM tidak bisa menjelaskan. Bahkan yang disampaikan malah kunjungan komisi VI DPR ke RIM Kanada," lanjut Heru.

Kembali soal server, seperti dipaparkan Heru, "Waktu kita minta server di indonesia, RIM mengatakan akan mempertimbangkan, karena mereka juga akan bangun regional server. Saat itu kita tegas dan jelas mengatakan, kita ingin itu dibangun di sini. Dengan kejadian kemarin, kami regulator amat sangat kecewa dengan keputusan RIM."

Dari sini BRTI menilai, RIM sadar Indonesia adalah pasar yang besar, namun sayangnya kurang dihargai. "Uang yang didapat dari negara ini juga besar, masak kontribusi server yang juga untuk kepentingan pasar mereka ke depan tidak mau," sesalnya.

"Ya, kita juga tidak mau Indonesia cuma dijadikan pasar. Tambah lagi informasi jika diproses di Kanada, kita tidak tahu data akan diapakan. Dan itu bukan cuma concern Indonesia saja. Negara lain seperti Inggris, negara-negara di Timur Tengah, juga punya kekhawatiran yang sama."

Menindaklanjuti kejadian ini, BRTI pun akan segera melaporkan RIM kepada Menkominfo Tifatul. "Kami akan rekomendasikan RIM harus berizin penyelenggara telekomunikasi. Jika tidak mau memenuhi ya tidak apa-apa, kita jadikan BlackBerry seperti ponsel biasa saja seperti yang lainnya," tegas Heru.




( rou / rou )

No comments:

Post a Comment